MathUno Card Sebagai Media Pembelajaran Matematika (Part 1)
Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Karena itu, mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan untuk bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk menghadapi keadaan yang selalu berubah dan tidak pasti. Kemampuan itu tidak serta merta bisa di capai oleh peserta didik. Proses pembelajaran harus diarahkan ke arah pembelajaran yang bisa menyenangkan peserta didik dan membuat mereka nyaman dalam belajar.
Menurut survey PISA pada tahun 2015, Indonesia dalam kompetensi matematika hanya mencapai 386 poin dari rata-rata OECD 490 point. Hal ini sangat jauh tertinggal dibandingkan dengan Vietnam yang mencapai 495 point . Sedangkan menurut survey TIMSS 2015, skor matematika yang dicapai oleh peserta didik Indonesia adalah 397 poin yang menempatkan Indonesia berada pada urutan 45 dari 50 negara. Rendahnya kompetensi matematika yang dimiliki oleh peserta didik disebabkan oleh beberapa factor salah satunya adalah kurangnya efektivitas dalam proses belajar dan pembelajaran. Banyak peserta didik yang takut dengan pelajaran matematika. Mereka menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit dan menyeramkan. Selain itu juga ada anggapan bahwa matematika hanya pelajaran yang berbau dengan angka-angka, hitung-hitungan yang membosankan, melelahkan, bahan menguras otak. Dengan berbagai anggapan itu peserta didik merasa terbebani sehingga mempersulit mereka dalam proses pembelajaran matematika. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu perubahan dalam proses pembelajaran matematika agar atmosfer pembelajaran matematika yang menyeramkan bisa menjadi menyenangkan serta mampu meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar matematika, sehingga pemikiran-pemikiran negative tentang matematika dapat hilang.
Dalam usaha mengubah persepsi tentang matematika menyeramkan menjadi menyenangkan banyak cara yang dapat digunakan, salah satunya adalah media pembelajaran. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, pengantara, atau pengantar. Beberapa hal yang termasuk edalam media adalah film, lagu, televise, diagram, media cetak, dan lain sebagainya. Dari beberapa contoh tersebut media bisa dijadikan media pengajaran jika dapat membawa pesan-pesan dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Media dalam proses pembelajaran merujuk pada perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan, merangsang pikiran, perasaan dan kemauan sehingga terdorong serta terlibat dalam pembelajaran.
Adapun selain penggunaan media pembelajaran, peran guru juga sangat penting dan berpengaruh dalam proses belajar-mengajar, dengan adanya peran guru dalam menghadirkan strategi, metode dan media yang inovatif maka materi akan tersampaikan dengan baik ke peserta didik.
Komentar
Posting Komentar