Aliran Filsafat Matematika
Aliran Filsafat Matematika
Filsafat matematika dikembangkan melalui
isu-isu eksternal seperti sejarah, asal-usul, dan praktek matematika dengan
isu-isu internal seperti epistemologi dan ontologi. Metode yang digunakan untuk
melakukan klasifikasi aliran-aliran dalam filsafat matematika salah satunya
menggunakan criteria kecukupan filsafat matematika (Ernest, 1991) yaitu: (1)
pengetahuan matematika: sifat, justifikasi, dan asal-usul pengetahuan, (2)
obyek matematika: ruang lingkup dan asal-usul obyek matematika, (3) aplikasi
matematika: efektifitas matematika dalam mengembangkan sains, teknologi dan
aplikasi lainnya, dan (4) praktek matematika: aktifitas matematikawan, dulu dan
sekarang.
Kriteria tersebut saat ini melahirkan
beberapa aliran filsafat matematika, yaitu Platonisme, Absolutisme dan
Falibilisme. Platonisme lebih menekankan pada tidak adanya landasan - landasan
untuk merekonstruksi dan menyelamatkan matematika, sementara itu, absolutisme
lebih menekankan pada tidak adanya kesalahan pada matematika, sedangkan
falibilisme menekankan pada kemungkinan matematika untuk direvisi
terus-menerus.
1. Platonisme
Platonisme
menganggap matematika adalah kebenaran mutlak dan pengetahuan matematika
merupakan hasil ilham Illahi. (Tuhan adalah salah seorang ahli matematika atau
matematikawan). Platonisme memandang obyek-obyek matematika adalah real dan
eksistensi real obyek dan struktur matematika adalah sebagai eksistensi
realitas yang ideal dan bebas dari sifat manusiawi. Kegiatan matematika adalah
proses menemukan hubungan-hubungan yang telah ada di alam semesta.
2. Absolutisme
Pengetahuan
matematika terdiri dari kebenaran yang sudah pasti dan tidak dapat diubah,
kebenaran yang bersifat absolut/mutlak, merupakan satu-satunya realitas
pengetahuan yang sudah pasti, dan kebenarannya hanya tergantung pada logika dan
kebenaran yang terkandung dalam term-term-nya. Kebenaran matematika
diturunkan dari definisi-definisi dan tidak dapat dikonfirmasi dengan fakta
empiris. Metode deduktif memberikan jaminan untuk melakukan asersi pengetahuan
matematika dengan benar. Klaim bahwa matematika (dan logika) adalah pengetahuan
yang pasti benar secara mutlak, ditopang oleh pernyataan dasar yang digunakan
dalam pembuktian merupakan pernyataan yang benar.
Munculnya
aliran absolutisme dalam matematika dipicu oleh adanya perbedaan setidaknya
dalam dua hal berikut (Sukardjono, 2000). Pertama, pandangan umum bahwa
matematika merupakan resultan antara system aksiomatik dan sistem logika.
Pandangan ini menyatakan eratnya hubungan antara matematika dengan logika.
Sebagian menganggap logika tercakup dalam matematika (aliran formalisme) dan
sejalan dengan hal itu, intuisionisme berpendapat logika adalah cabang dari
matematika. Sementara yang tidak setuju menyatakan bahwa logika adalah segalanya,
sedangkan matematika adalah sebagian kecil dari logika, atau matematika adalah
cabang dari logika (aliran logisisme). Kedua, terjadinya krisis landasan
metamatika, yang melanda pondasi teori himpunan dan logika formal, membawa
matematikawan mencari landasan filsafat untuk merekonstruksi matematika agar
diperoleh landasan yang lebih kokoh. Kedua kenyataan ini memunculkan tiga arus
utama filsafat matematika yaitu aliran logisisme dipimpin oleh Russel dan
Whitehead, aliran intuisionisme dipimpin oleh Brouwer, dan aliran formalisme
dipimpin oleh David Hilbert.
a.
Aliran
Logikalisme atau Logisisme
Logisisme
memandang bajwa matematika sebagai bagian dari logika. Penganutnya antara lain
G Leibnis, G Frege, B Russell, A N Whitehead dan R Carnap. Logisme dipelopori oleh
filsuf Inggris bernama Betrand Arthur William Russell. Menurutnya semua konsep
matematika secara mutlak dapat disederhanakan pada konsep logika dan semua
kebenaran matematika dapat dibuktikan dari aksioma dan aturan melalui penarikan
kesimpulan secara logika semata.
Secara
umum, ilmu merupakan pengetahuan berdasarkan analisis dalam menarik kesimpulan
menurut pola piker tertentu. Matematika menurut Wittgeinstein, merupakan metode
berpikir logis. Berdasarkan perkembangannya, masalah logika makin lama makin
rumit dan membutuhkan suatu metode yang sempurna. Dalam pandangan inilah,
logika berkembang menjadi matemarika. Menurut Russell, matematika merupakan
masa kedewasaan matematika, sedangkan logika adalah masa kecil matematika.
b.
Aliran
Formalisme
Landasan matematika formalism
dioelopori oleh ahli matematika dari Jerman David Hilbert. Menurut aliran ini
sifat alami dari matematika ialah sebagai system lambang yang formal,
matematika bersangkut paut dengan sifat-sifat structural dari symbol-simbol dan
proses pengolahan terhadap lambang-lambang itu. Symbol-simbol dianggap mewakili
berbagai sasaran yang menjadi obyek matematika.
c.
Aliran
Intuitonisme
Aliran intuitonisme yang dipelopori
oleh ahli matematika dari Belanda yaitu Luitzen Egberts Jan Brouwer, beliau berpendirian
bahwa matematika adalah sama dengan bagian yang eksak dari pemikiran
matematika. Ketetapan matematika terletak dalam akal manusia dan tiidak pada
symbol-simbol di atas kertas. Selanjutnya intuisionis menyatalan bahwa obyek
segala sesuatu termasuk matematika, keberadaannya hanya terdapat pada pikiran
kita, sedangkan secara eksternal dianggap tidak ada.
3. Failibisme
Menurut
falibilisme, kebenaran matematika dapat menjadi subyek yang begitu sederhana,
dan dalam banyak hal dapat dikritisi. Kebenaran matematika bersifat tidak
sempurna (falibel), tidak kokoh, dan di masa depan dapat dikoreksi serta
direvisi.
Tesis
aliran falibilisme dinyatakan dalam dua pernyataan. Dalam bentuk negatif,
aliran falibilisme fokus untuk menolak pandangan absolutisme, dinyatakan
sebagai kebenaran matematika bukanlah kebenaran yang mutlak dan kebenarannya
tidak mempunyai validasi yang mutlak. Dalam bentuk positif, falibilisme
menyatakan bahwa kebenaran matematika adalah tidak kokoh dan setiap saat
terbuka untuk direvisi sampai tak hingga kali. Aliran Falibilisme menyatakan
bahwa isi matematika murni pada akhirnya diturunkan dari dunia material.
Menurutnya, matematika menangani hubungan kuantitaif dalam dunia nyata,
sehingga asumsi kebenaran seperangkat aksioma baru akan nampak terbukti setelah
melalui masa-masa panjang pengamatan dan pengalaman atas realitas, bukan
berdasarkan pembuktian secara deduktifaksiomatik.
Daftar pustaka
Isnaningrum,
Idha. Filsafat MIPA. 2018. Jakarta : Unindra Press
Prabowo,
Agung. 2009. Aliran-aliran Dalam Filsafat Matematika. JMP : Volume 1 Nomor 2,
Oktober 2009
Komentar
Posting Komentar